Jumat, 01 Juli 2016

Inilah Dia Orang yang Berkata Ayah Bunda Nabi saw di Neraka akan Dilaknat =>> SILAHKAN SHARE JIKA ANDA ORANG ISLAM YANG PEDULI

Membantah Fonisan Ahli Neraka Kepada Orang Tua Nabi Saw. Setelah hamba mendengar secara seksama sebuah video pengajian Ustaz Basamalah yang dishare melalui media online berisi tuduhan dan fonisan jelek terhadap kedua orang tua Nabi, maka sejak itu hati hamba menjadi tak enak, pikiran menjadi kacau, jantung berdebar-debar rasanya tak tahan lagi ingin terus mengeluarkan kotoran yang masuk ke lobang telinga.

Inilah Dia Orang yang Berkata Ayah Bunda Nabi saw di Neraka akan Dilaknat

Dengan mengharap rahmat dan ridha Allah, pada tulisan ini hamba ingin memberi tanggapan dan penjelasan berdasarkan pendapat-pendapat ulama ahlussunnah waljamaah terkait tuduhan dan fonisan di atas. 

Menurut ulama ahlussunnah waljamaah, kedua orang tua termasuk orang yang hidup di zaman fatarah, zaman fatarah mempunyai dua pengertian: pertama zaman kekosongan nabi. kedua zaman kebangkitan nabi tetapi dakwah nabi tidak sampai dakwahnya kepada mereka. 

Oleh sebab itu, maka menurut pendapat yang kuat kedua orang tua nabi terlepas dari kesyirikan, bahkan termasuk dalam muslim karena keduanya dihidupkan kembali setelah kebangkitan nabi dan keduanya beriman kepada nabi. Hal ini berdasarkan sebuah hadis dari 'Urwah, daripada Aisyah Ra: "Rasulullah saw meminta kepada Allah supaya dihidupkan kedua ibu bapaknya, maka Allah hidupkan keduanya, dan keduanya beriman kepada nabi, setelah itu Allah wafatkan kembali keduanya. Menurut sebagian ulama, ini hadis lemah. Walaupun hadis itu lemah, tetapi sekurang-kurang sudah menceritakan kepada kita tentang keselamat kedua orang tua nabi. Sedangkan menurut sebagian ahli haqiqat (ulama kasyaf) hadis ini sahih.

Berkata sebagian ulama, pernah pada suatu ketika Qadhi, Abu Bakar ibnu al-Arabi menanyakan kepada salah seorang imam besar dalam mazhab maliki tentang seseorang yang berkata: "Bapak nabi di dalam neraka". Maka imam tersebut menjawab: "Lelaki itu terlaknatkan", karena sesungguhnya berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasulullah niscaya Allah melaknatnya di dunia dan di akhirat dan disediakan baginya azab yang besar". Dan tiada perbuatan menyakiti yang lebih besar daripada mengatakan bapak nabi di dalam neraka.

نعوذ بالله من ذلك Diriwayatkan daripada Abi Hurairah, beliau berkata: "Telah datang kepada nabi saw seorang perempuan bernama Subai'ah binti Abi Lahab, lalu ia berkata, wahai rasul! sesungguhnya manusia berkata, انت بنت حطب النار، kamu (subai'ah adalah anak kayu bakar neraka). Maka rasul saw segera berdiri dan menjadi marah, lalau beliau berkata:


ما بال اقوام يؤذونى فى قرابى ومن آذانى فقد آذاى الله، apa yang akan tertimpa sutau kaum yang menyakitiku dalam qarabatku, sesiapa yang menyakitiku maka ia telah menyakiti Allah.

Imam Jaluluddin al-Suyuthi telah menulis beberapa kitab tentang keselamatan kedua orang tua nabi.
Sebagian ulama ahlussunah waljamaah dalam menyatakan keselamatan kedua orang tua nabi berdalil dengan hadis nabi saw: لم أزل أنقل من أصلاب الطاهرين الى أرحام الطاهرات، senantiasa aku berpindah dari pada sulbi-sulbi lelaki-lelaki yang suci kepada rahim-rahim perempuan-perwmpuan yang suci. Terlebih semua bapak-bapak nabi dan ibu-ibunya sampai kepada Adam dan Hawa tidak ada golongan kafir, sebab tidak mungkin nabi disifatkan dengan keaucian kecuali dari keturunan mukmin.

Kaum wahabi ahludh dhalalah memfonis kedua orang tua nabi ahli neraka berdalil dengan beberapa hadis, di antaranya:

1. Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, dia berkata:

أَنّ رَجُلاً قَالَ: يَا رَسُولَ اللّهِ، أَيْنَ أَبِي؟ قَالَ: فِي النّارِ. فَلَمّا قَفّى دَعَاهُ فَقَالَ: إِنّ أَبِي وَأَبَاكَ فِي النّارِ

“Seorang lelaki bertanya: “Wahai Rasulullah, di manakah ayahku berada?” Nabi menjawab: “Di dalam neraka.” Ketika orang itu berpaling untuk pergi, Nabi memanggilnya. Lalu Nabi berkata: “Sesungguhnya ayahku dan ayahmu berada di dalam neraka.” [HR Muslim (203)]

2. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dia berkata:

زَارَ النّبِيّ صلى الله عليه وسلم قَبْرَ أُمّهِ. فَبَكَىَ وَأَبْكَىَ مَنْ حَوْلَهُ. فَقَالَ: اسْتَأْذَنْتُ رَبّي فِي أَنْ أَسْتَغْفِرَ لَهَا فَلَمْ يُؤْذَنْ لِي وَاسْتَأْذَنْتُهُ فِي أَنْ أَزُورَ قَبْرَهَا فَأذِنَ لِي

“Nabi صلى الله عليه وسلم pergi berziarah ke kubur ibundanya. Lalu beliau menangis sehingga membuat orang-orang yang disekitarnya ikut menangis pula. Beliau berkata: “Saya telah meminta kepada Rabbku agar saya diizinkan untuk memohon ampun baginya, namun Allah tidak mengizinkanku. Saya meminta kepada-Nya agar saya diizinkan untuk menziarahi kuburnya, dan Allah mengizinkanku.” [HR Muslim (976)]

Disebutkan dalam kitab Tuhaftul Murid, halaman 19, bahwa hadis-hadis tentang kedua orang tua nabi ahli neraka adalah hadis ahad, yang dirawi seorang perawi. Dalil yang berdasarkan hadis ahad adalah dhanni tidak dapat menentang dengan dalil qath'i, yaitu firman Allah: 

{وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولا}
Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul. (Al-Isra: 15)

Ayat ini menunjukkan bahwa orang-orang hidup di zaman fatarah tidak tergolong kafir dan tidak diazabkan.

Berdasarkan pendapat ulama ahlussunah waljamaah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kedua orang tua nabi adalah alhi surga bukan ahli neraka seperti tuduhan kaum wahabi ضل مضل، sesat lagi menyesatkan. 

والله الموفق الى أقوام الطريق.
Referensi: 

Kitab كفاية العوام، halaman 13-14 dan halaman 82.

Kitab تحفة المريد، halaman 19.
sumber: umdah.co
Previous
Next Post »

Posting Komentar