Selasa, 09 Februari 2016

Kisah Memilukan Tentang Pengorbanan Sang Ibu Untuk Anaknya


Kisah Memilukan Tentang Pengorbanan Sang Ibu Untuk Anaknya

Kisah Memilukan Tentang Pengorbanan Sang Ibu Untuk Anaknya - Jalannya telah tertatih-tatih, dikarenakan usianya telah lebih dari 70 th, maka jika tak butuh sekali, jarang dirinya mampu & ingin ke luar hunian. Biarpun dia memiliki seseorang anak wanita, beliau mesti tinggal di hunian jompo, dikarenakan kehadirannya tak diharapkan. Masihlah teringat olehnya, betapa berat penderitaannya disaat bakal melahirkan putrinya tersebut. Ayah dari anak tersebut minggat sesudah menghamilinya tidak dengan ingin bertanggung jawab atas perbuatannya. disamping itu keluarganya menuntut biar dirinya menggugurkan bayi yg belum dilahirkan, dikarenakan keluarganya merasa malu memiliki satu orang putri yg hamil sebelum nikah, tapi dirinya masih mempertahankannya, oleh oleh sebab itu beliau diusir dari hunian orang tuanya. Terkecuali aib yg mesti di tanggung, dia juga mesti bekerja berat di pabrik utk membiayai hidupnya. 


Waktu dia melahirkan putrinya, tiada seseorang juga yg mendampinginya. Dia tak mendapati kecupan manis ataupun kata kata selamat dari siapapun serta, yg dirinya temukan cuma cemohan, lantaran telahelahirkan satu orang bayi haram tidak dengan bapa. Biarpun begitu dirinya merasa bahagia sekali atas berkat yg didapatkannya dari ALLAH SWT dimana dia sudah dikaruniakan seseorang putri. Dia berjanji bakal memberikan seluruhnya kasih sayang yg beliau punya cuma utk putrinya seseorang, oleh dikarenakan itulah putrinya dikasih nama Love - Kasih. Siang beliau mesti bekerja berat di pabrik & di ketika tengah malam hri beliau mesti menjahit hingga jauh tengah malam, lantaran itu ialah pendapatan penambahan yg beliau dapat temukan. Terkadang dia mesti menjahit hingga jam 2 pagi, tidur lebih dari 4 jam sehari itu yakni sesuatu kemewahan yg tak sempat beliau temukan. Bahkan Sabtu Pekan serta dirinya masihlah bekerja jadi pelayan restaurant. 


Ini dirinya laksanakan seluruhnya biar beliau dapat membiayai kehidupan ataupun anggaran sekolah putrinya yg tercinta. Dirinya tak ingin menikah lagi, lantaran dia masihlah masihlah menginginkan,mbahwa kepada sebuah ketika ayah dari putrinya bakal datang balik kembali kepadanya, disamping itu dirinya tak ingin memberikan ayah tiri pada putrinya. Sejak beliau melahirkan putrinya dirinya jadi seseorang vegetarian, lantaran dirinya tak ingin membeli daging, itu terlampaui mahal baginya, duit buat daging yg seyogianya beliau dapat beli, dirinya sisihkan utk putrinya. Buat ia sendiri beliau tak sempat ingin membeli baju baru, dirinya senantiasa menerima & memanfaatkan baju secon pemberian orang, tapi buat putrinya yg tercinta, cuma yg paling baik & terbagus dirinya memberi, sejak mulai dari baju hingga bersama makanan. Kepada satu buah kala dia jatuh sakit, demam panas. 

Cuaca di luaran amat sangat dingin sekali, dikarenakan terhadap disaat itu lagi masa . Beliau sudah menjanjikan buat memberikan sepeda juga sebagai hadiah Ulang thn utk putrinya, tapi nyatanya duit yg sudah dikumpulkannya belum mencukupinya. Dia tak akan mengecewakan putrinya, sehingga dari itu meskipun cuaca diluaran dingin sekali, bahkan dlm kondisi sakit & lemah, dia masih memaksakan diri buat ke luar hunian & bekerja. Sejak waktu tersebut dia kena penyakit rheumatik, maka tidak jarang sekali badannya terasa teramat nyeri sekali. Dia mau memanjakan putrinya & memberikan cuma yg paling baik bagi putrinya walau utk ini dia mesti bekorban, menjadi dlm kondisi sakit maupun tak sakit dia terus bekerja, sewaktu hidupnya beliau tak sempat absen bekerja demi putrinya yg tercinta. Sebab perjuangan & pengorbanannya hasilnya putrinya sanggup menambahkan studinya di luar kota. 

Di sana putrinya jatuh hati pada seseorang pemuda anak dari seseorang konglomerat beken. Putrinya tak sempat ingin mengakui bahwa beliau masihlah memiliki orang sepuh. Dia merasa malu bahwa dirinya ditinggal minggat oleh ayah kandungnya & dia merasa malu memiliki seseorang ibu yg bekerja cuma sbg babu pencuci piring di restaurant. Oleh karena itulah beliau mengaku terhadap calon suaminya bahwa ke-2 orang tuanya telah wafat dunia. Kepada waktu putrinya menikah, ibunya cuma dapat menyaksikan dari jauh & itupun cuma kepada dikala upacara pernikahan. Dia tak diundang, bahkan kehadirannya tidaklah diharapkan, sambil mendoakan biar ALLAH SWT senantiasa melindungi & meridoi putrinya yg tercinta. 

Sejak disaat itu bertahun-tahun dia tak mendengar berita dari putrinya, dikarenakan beliau dilarang & tak boleh menghubungi putrinya. Kepada sebuah hri beliau membaca di koran bahwa putrinya sudah melahirkan satu orang putera, dia merasa bahagia sekali mendengar info bahwa dirinya waktu ini sudah memiliki seseorang cucu. Dirinya amat mendambakan sekali buat dapat memeluk & menggendong cucunya, tapi ini tak bisa jadi, lantaran beliau tak boleh menginjak hunian putrinya. Utk ini dirinya berdoa tiap hri terhadap ALLAH SWT, biar dia dapat meraih peluang utk menonton & berjumpa bersama anak & cucunya, sebab keinginannya sedemikian besar nya utk dapat menonton putri & cucunya, beliau melamar dgn memanfaatkan nama palsu utk jadi babu di hunian keluarga putrinya.  

Dirinya merasa bahagia sekali, lantaran lamarannya di terima & diperbolehkan bekerja disana. Di hunian putrinya dirinya sanggup & boleh menggendong cucunya, tapi bukan yang merupakan Oma dari cucunya melainkan cuma sbg babu dari keluarga tersebut. Dirinya merasa berterima kasih sekali terhadap allah swt, bahwa dia permohonannya sudah dikabulkan. Di hunian putrinya, dia tak sempat memperoleh perlakuan kusus, bahkan binatang peliharaan mereka jauh lebih dikasihi oleh putrinya daripada dia sendiri. Di samping itu tidak jarang sekali dibentak & dimaki oleh putri & anak darah dagingnya sendiri, jikalau aspek ini berlangsung dia cuma sanggup berdoa sambil menangis di dlm kamarnya yg mungil di belakang dapur. Dia berdoa supaya ALLAH SWT ingin mengampuni kesalahan putrinya, beliau berdoa biar hukuman tak dilimpahkan terhadap putrinya, dia berdoa biar hukuman itu dilimpahkan saja kepadanya, dikarenakan dirinya amat menyayangi putrinya. Sesudah bekerja bertahun-tahun juga sebagai babu tidak dengan ada orang yg mengetahui siapa beliau dirumah tersebut, hasilnya dia menderita sakit & tak mampu bekerja lagi. Mantunya merasa berhutang budi pada pelayan tuanya yg setia ini maka dirinya memberikan peluang utk menjalankan sisa hidupnya di hunian jompo. Puluhan thn beliau tak dapat & tak boleh berjumpa lagi bersama putri kesayangannya.

Duit pension yg beliau temukan senantiasa dirinya sisihkan & tabung utk putrinya, dgn pemikiran siapa tahu kepada sebuah disaat beliau membutuhkan bantuannya. Kepada thn lampau sekian banyak hri, dirinya jatuh sakit lagi, tapi ini kali beliau merasakan bahwa saatnya telah tak lama lagi. Beliau merasakan bahwa ajalnya telah mendekat. Cuma satu kemauan yg beliau dambakan sebelum dirinya wafat dunia, yaitu buat mampu berjumpa & boleh menyaksikan putrinya sekali lagi. Di samping itu dirinya mau memberikan seluruhnya duit simpanan yg dirinya sudah kumpulkan selagi hidupnya, sbg hadiah terakhir buat putrinya. Suhu diluaran sudah mencapai 17 derajat di bawah nol & salujupun turun bersama lebatnya, jangankan manusia anjingpun kepada kala ini tak ingin ke luar hunian lagi, sebab di luaran amat sangat dingin, namun Nenek lanjut umur ini konsisten memaksakan diri utk berangkat ke hunian putrinya. Beliau mau betemu bersama putrinya sekali lagi yg terakhir kali. Dgn badan menggigil dikarenakan kedinginan, dirinya menunggu datangnya bus berjam-jam di luaran. Dia mesti dua kali merubah bus, dikarenakan jarak hunian jompo area dimana dia tinggal letaknya jauh dari hunian putrinya. Satu perjalanan yg jauh & tak enteng bagi seseorang nenek sepuh yg berada dlm kondisi sakit. Setiba di hunian putrinya dlm kondisi lelah & kedinginan dia mengetuk hunian putrinya & nyatanya purtinya sendiri yg membukakan pintu hunian gedong di mana putrinya tinggal.

Apakah kata kata selamat datang yg diucapkan putrinya ? Apakah rasa bahagia berjumpa kembali dgn ibunya? Tak! Bahkan dirinya ditegor : "Kamu telah bekerja di hunian kami puluhan th juga sebagai pembantu, apakah anda tak tahu bahwa buat pembantu ada pintu husus, merupakan pintu di belakang hunian!" "Nak, Ibu datang bukannya buat bertamu melainkan cuma mau memberikan hadiah ulang th untukmu. Ibu mau menyaksikan anda sekali lagi, kemungkinan yg terakhir kalinya, bolehkah aku masuk sebentar saja, sebab di luaran dingin sekali & sedang turun salju. Ibu telah tak kuat lagi nak!" kata perempuan lanjut usia itu. "Maaf aku tak ada saat, disamping itu sebentar lagi kami dapat menerima tamu seseorang petinggi tinggi, lain kali saja. & jika lain kali ingin datang telpon dulu, janganlah sembarangan datang demikian saja!" kata kata putrinya bersama suara kesal.

selanjutnya pintu ditutup dgn keras. Beliau mengusir ibu kandungnya sendiri, seperti pula mengusir seseorang pengemis. tak ada rasa kasih, jangankan kasih, belas kasihanpun tak ada. Sesudah sekian banyak ketika seterusnya bel hunian bunyi lagi, nyatanya ada orang ingin pinjem telephone di hunian putrinya "Maaf Bu, mengganggu, bolehkah kami pinjem teleponnya sebentar utk menelpon ke kantor polisi, dikarenakan di halte bus di depan ada satu orang nenek wafat dunia, rupanya dia mati kedinginan!" Perempuan lanjut usia ini mati bukan cuma kedinginan jasmaniahnya saja, tapi pula perasaannya. Beliau amat mendambakan sekali kehangatan dari kasih sayang putrinya yg tercinta yg tak sempat dia temukan sewaktu hidupnya. Satu Orang Ibu melahirkan & membesarkan anaknya dgn penuh kasih sayang tidak dengan menginginkan pamrih apapun pun.

Satu Orang Ibu mampu & sanggup memberikan waktunya 24 jam sehari bagi anak- anaknya, tak ada perkataan siang ataupun tengah malam, tak ada perkataan lelah maupun tak mungkin saja & ini 366 hri dlm setahun. Satu Orang Ibu mendoakan & mengingat anaknya tiap hri bahkan tiap menit & ini sepanjang periode. Bukan cuma setahun sekali saja terhadap hari-hari tertentu. Mengapa kita baru mampu & ingin memberikan bunga ataupun hadiah terhadap Ibu kita cuma terhadap diwaktu hri Ibu saja "Mother's Day" sedangkan di hari-hari yang lain tak sempat mengingatnya, boro- boro memberikan hadiah, buat menelpon saja kita tak punyai disaat. Kita bakal mampu lebih membahagiakan Ibu kita seandainya kita ingin memberikan sedikit kala kita untuknya, ketika nilainya ada jauh lebih gede daripada bunga ataupun hadiah. Renungkanlah : Kapan kita terakhir kali menelpon Ibu? Kapan kita terakhir mengundang Ibu? Kapan terakhir kali kita menggandeng Ibu jalan-jalan? & kapan terakhir kali kita memberikan kecupan manis bersama kata kata makasih terhadap Ibu kita? & kapankah kita terakhir kali berdoa utk Ibu kita? Berikanlah kasih sayang selagi Ibu kita masihlah hidup, percuma kita memberikan bunga ataupun tangisan jikalau Ibu sudah bertolak, dikarenakan Ibu tak ingin mampu melihatnya lagi Mudah-mudahan tulisan ini bisa terhubung pintu hati kita yg sudah lama terkunci. Mudah-mudahan berguna & Penuh Kebarokahan dari Allah. 
BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI, Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik . 

Previous
Next Post »

Posting Komentar